Surat Terbuka untuk Presiden

Kepada
Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia
Di Jakarta

Sehubungan dengan kekisruhan dan keresahan Umat Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini terkait Penodaan dan Penistaan Agama Islam yang telah dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), besar harapan kami kepada Bapak kiranya dengan bijaksana mengambil langkah yang tegas dan adil menyangkut kasus tersebut.

Ada kalangan-kalangan tertentu yang mencoba melindungi dan membela Ahok atas perbuatannya terkait Penodaan dan Penistaan Agama Islam, sehingga dianggap bagi Umat Islam yang melakukan aksi protes tersebut merupakan pemecah belah dan menginjak-injak Negara Indonesia ini.

Aksi Protes 4 November 2016 dianggap sebagai perusak demokrasi dan hilangnya slogan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Bapak Presiden RI Yth, sungguh bagi mereka yang membawa slogan “Bhinneka Tunggal Ika” merupakan mereka yang hanya mampu memahami Lambang Negara ini pada Kaki Lambang Negara saja. Seperti kisah 4 orang yang tidak bisa melihat, yang pertama kali diperkenalkan Gajah dengan cara meraba. Mereka hanya bisa membayangkan Gajah tersebut tergantung bagian mana yang pertama kalinya dipegang. Begitu juga dengan mereka yang hanya selalu melihat Kaki Lambang Negara yang bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Bapak Presiden RI Yth, begitu sempitnya pemahaman orang-orang tertentu dalam memahami Lambang Negara Indonesia ini, padahal yang paling utama harus kita lihat dan pahami adalah dada Lambang Negara Indonesia tercinta. Bahwa pada dada Lambang Negara kita ini terdapat 5 (lima) unsur pemersatu Bangsa dalam naungan sebuah Negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lima (5) unsur yang ada pada Dada Lambang Negara kita ini apabila salah satunya hilang, maka “Bhinneka Tunggal Ika” yang ada pada Kaki Lambang Negara Indonesia tidak dapat mengendalikan bangsa ini untuk terus dan tetap bersatu.

Bapak Presiden RI Yth, Unsur utama dan yang paling utama pada dada Lambang Negara ini adalah masalah Keyakinan (Agama). Hal tersebut dikarenakan bahwa Bangsa ini hidup dengan mengutamakan Agamanya sebagai penopang hidupnya, sehingga persatuan dan kesatuan dapat tercipta di Negara ini. Bilamana hal utama tersebut ada yang ingin menghancurkannya, maka unsur lainnya juga ikut hancur secara perlahan. Efek dari kehancuran unsur-unsur itu dapat menghilangkan slogan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Jadi, inti dari permasalahan yang terjadi saat ini adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah menginjak-injak Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menyebabkan keresahan dan kekisruhan di seluruh pelosok Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut di atas, besar harapan kami kepada Bapak Presiden RI untuk berlaku bijaksana dan adil.

Wassalam,

ttd


Muksalmina Mta
(Pengamat Hukum dan Politik di Aceh)

FB : Muksalmina Mta
Twitter : @Muksal_Mta

Sumber : SI online
Disqus Comments